Jujur Itu Tidak Susah

Untuk kaum muda (pelajar), peristiwa jujur dan tidak jujur tentu nya harus menjadi pelajaran berharga. Boleh jadi kejujuran sudah menjadi barang langka di negeri kita. Saking langkanya, ketika orang yang benar-benar memiliki sifat dan sikap jujur, justru dianggap aneh, sebagaimana ungkapan, jika tidak ikut-ikutan gila, tidak bakal kebagian. Sudah sedemikain parahkah?

Kita tidak boleh ikut-ikutan arus yang seperti itu. Meskipun kejujuran itu langka, bukan berarti untuk membiasakan perilaku jujur merupakan hal sulit. Kalaupun kejujuran di negara Indonesia adalah barang langka, sebagai generasi muda yang masih menjunjung tinggi moral dan nurani bersih, kita tidak boleh menyerah dengan keadaan. Apalagi terseret arus deras ketidakjujuran.

Justru kondisi seperti itu harus menjadi tantangan bagi kita. Mari, kita sama-sama buktikan bahwa berbuat jujur itu tidak susah. Carut marutnya keterpurukan bangsa ini merupakan buah akibat dari perilaku sejumlah pejabat dan masyarakat kita yang hobi memelihara ketidakjujuran. Relakah kita jika bangsa ini nantinya akan hancur dan semakin porak poranda tatanan kehidupannya?

Ayo, kita kampanyekan bersama dan hidupkan dalam budaya keseharian bahwa kejujuran menjadi santapan wajib perilaku kita. Mulailah menyebarkan virus kejujuran dari dalam diri kita, setelah itu keluarga, lingkungan, dan pada akhirnya adalah kejujuran bangsa dan negara ini. Berperilaku jujur bisa diawali dengan hal-hal yang paling sederhana. Misalnya saja, bagi pelajar atau mahasiswa, hilangkan kebiasan mencontek, jangan beralasan sakit hanya karena ingin membolos sekolah atau kuliah.

Bohong itu ternyata tidak mengenakan juga. Ya, sekali kita berbohong, selamanya orang akan mengecap kita sebagai pembohong. Budaya bohong yang menjamur hampir disemua lapisan masyarakat, sebenanrnya tidak lepas dari lunturnya nilai-nilai moralitas dan mengendurnya semangat spiritualis pada mereka. Kalau saja semangat spiritualis masyarakat kita tidak luntur, kita yakin kejujuran di negeri ini bukan lagi menjadi barang langka. Sebaliknya, malah menjadi bagian dari budaya kehidupan masyarakat luas. Untuk menumbuhkan semangat spriritualis itu, sudah saatnya pembelajaran tentang akhlakul kharimah di pertegas lagi di sekolah- sekolah. Paling tidak, sejak TK pembelajaran itu mulai diterapkan secara jelas. 

Kejujuran merupakan persoalan karakter sehingga untuk berlaku jujur dibutuhkan pembiasaan, terutama sejak kesil. Jadi apa salahnya apabila kita jujur? Toh, tidak akan dampak buruk sedikitpun dari sebuah kejujuran. Namun sebaliknya, dampak-dampak yang tidak mengenakan sudah menghadang di depan mata.


Sumber : Lebih Dekat Dengan Karakter Jujur, Edi Warsidi     
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment