Musik seakan telah menyatu dengan kehidupan manusia.Musik bersifat universal. Bisa dibayangkan dunia tanpa musik. Salah satu alasan mengapa musik seolah-olah menjadi bagian manusia adalah karena manusia memang dikaruniai cipta, rasa, dan karsa. Respon ini pula yang mendorong manusia untuk berkreasi menciptakan musik, baik dalam bentuk lagu, suara, maupun bunyi.
Perkembangan musik hingga menjadi sebuah industri telah melibatkan berbagai pihak yang secara sengaja maupun tidak sengaja mengaktualisasikan diri di bidang musik. Sebut saja perusahaan rekamana, perusahaan publisihing, pencipta lagu, pemain musik dan sebagainya yang secara sengaja berkecimpung di bidang musik. profit ekonomi yang menjanjikan merupakan alasan mengapa bisnis musik tetap bertahan dan bahkan mungkin selamanya.
Hal di atas telah menjadi salah satu faktor pendorong pesatnya pertumbuhan grup-grup musik dari segala jenis, baik berbentuk grup band ataupun grup vokal duet, trio, dan seterusnya. Sisi menariknya adalah terkadang grup-grup musik ini terbentuk secara tidak sengaja mungkin karena pertemanan ataupun karena sekedar hobi. Keunikan ini didukung pula dengan tayangan program reality show di televisi yang menampilkan kompetisi antar grup band sekolah/remaja, dan grup vokal.Grup Musik atau band adalah sebuah istilah yang diberikan kepada 2 atau lebih orang yang biasanya melakukan sebuah aransemen musik dan memainkannya. Grup musik dapat dibagi lagi atas beberapa jenis grup musik, diantaranya boy band, yaitu grup musik semua anggotanya pria, girl band, yaitu grup musik yang semua anggotanya wanita, grup musik rock yaitu grup musik yang memainkan musik beraliran rock dan sebagainya.
Grup musik baik grup band maupun grup vokal ini kemudian diberi nama oleh salah satu personil grup atau hasil kreasi secara bersama-sama para personilnya. Nama bagi suatu grup musik sangat penting karena mampu menggambarkan identitas, ciri, maupun karakter musik yang berfungsi sebagai pembeda dengan grup musik lain. Di samping performa, nama yang baik dapat memudahkan proses pemasaran (marketing). Nama suatu grup musik akan bernilai jual tinggi sejalan dengan popularitas grup musik tersebut.
Banyak hal yang dilakukan atas popularitas nama suatu grup musik. Diantaranya eksploitasi nilai ekonomi dari sebuah nama pada saat mulai dibentuk bahkan hingga grup musik itu bubar. Banyak grup musik yang tidak menyadari potensi ekonomi ini sehingga pada tahap awal mereka kurang peduli tentang perlunya perjanjian grup musik, seperti perjanjian band (band management) pada suatu grup band.
Pada umumnya, grup musik di tanah air masih belum terbiasa atau bahkan enggan untuk memulai karier grup musiknya dengan mengawalinya dengan suatu perjanjian grup musik. Akibatnya, akan sangat terasa pada saat grup musik mendapat tawaran bernilai ekonomi lainnnya dari pihak lain. Permasalahannya siapa yang mengambil keputusan, siapa yang mewakili grup dalam kontrak, dan bagaimana pembagian pendapatan, biasanya menjadi suatu persoalan.
Bahkan permasalahan itu semakin rumit pada saat grup musik itu bubar. Siapa yang menjadi pemilik nama grup yang telah populer itu? meskipun grup musik telah bubar, namun popularitas nama sudah tentu masih memiliki potensi ekonomi. Bayangkan saja, apabila salah satu personil itu membentuk kembali suatu grup musik lain dengan menggunakan nama grup terdahulunya yang sudah populer.
Selain grup band, banyak musisi solo yang terus konsisten dalam memproduksi musik dan lagu, tiap musisi banyak yang berkarya dnegan gaya musik dan visi bermusiknya. Misalnya, ada musisi yang konsisten menyuarakan politik lewat lagu yang dibawakannya. Misalnya Bob Marley menyuarakan anti kesenjangan antgara kulit putih dan kulit hitam.
Namun, dari semua tujuan itu, intinya bahwa musik merupakan bahasa universal yang dapat mengomunikasikan pikiran lewat nada yang dimainkan.
(dikutip dari tulisan Khaerul H. Tanjung, SH.)
0 comments:
Post a Comment